Pemerintah Bangladesh dan ILO membahas praktik bisnis yang bertanggung jawab dalam industri RMG

6 Mei 2019

Better Work Bangladesh (BWB) memfasilitasi lokakarya tingkat tinggi untuk membahas kemajuan di bawah pilar ketiga Bangladesh Sustainability Compact - Perilaku Bisnis yang Bertanggung Jawab - dengan para peserta yang mendiskusikan cara-cara untuk memastikan keberlanjutan masa depan industri RMG Bangladesh.

4 Mei 2019

Dhaka - Pemerintah Bangladesh, yang dipimpin oleh Kementerian Perdagangan, dan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Dhaka pada tanggal 30 April 2019 untuk melihat kebutuhan akan praktik bisnis yang bertanggung jawab dan efisien yang sedang berlangsung di industri Garmen Siap Pakai (Ready-Made Garment/RMG) senilai $30 miliar di negara tersebut.

Pertemuan ini dipimpin oleh Sekretaris Perdagangan, Bapak Mofizul Islam dan Bapak Tuomo Poutiainen, Country Director, ILO Bangladesh dan mempertemukan 40 pemangku kepentingan dari rantai pasokan RMG di Bangladesh.

Para peserta termasuk perwakilan dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan, Kementerian Luar Negeri, sejumlah merek dan peritel internasional serta anggota Federasi Pengusaha Bangladesh (BEF), Asosiasi Produsen dan Eksportir Garmen Bangladesh (BGMEA), dan Asosiasi Produsen dan Eksportir Pakaian Rajut Bangladesh (BKMEA).

Salah satu agenda utama adalah kemajuan di bawah pilar ketiga Bangladesh Sustainability Compact - Perilaku Bisnis yang Bertanggung Jawab - dengan para peserta mendiskusikan cara-cara untuk memastikan keberlanjutan masa depan industri RMG Bangladesh.

Compact adalah kerangka kerja pemantauan kepatuhan RMG yang penting yang diluncurkan setelah runtuhnya gedung Rana Plaza pada tahun 2013. Kerangka kerja ini terdiri dari tiga pilar untuk mendorong peningkatan berkelanjutan dalam hal hak-hak tenaga kerja, kesehatan dan keselamatan di tempat kerja, serta perilaku bisnis yang bertanggung jawab di sektor ini.

Pemerintah Bangladesh, Uni Eropa, Amerika Serikat, Kanada dan ILO, didampingi oleh pengusaha, serikat pekerja dan pemangku kepentingan utama lainnya adalah mitra Compact.

"Pemerintah berkomitmen kuat terhadap Sustainability Compact dan kesejahteraan jutaan pekerja RMG. Hingga saat ini, kami telah melihat peningkatan upah, kehadiran serikat pekerja yang lebih besar, dan hak-hak di tempat kerja yang lebih baik. Kita harus terus meningkatkan praktik-praktik yang bertanggung jawab ini karena perekonomian negara ini sangat bergantung pada ekspor RMG," ujar Menteri Perdagangan, Mofizul Islam.

Lokakarya ini menyadari adanya kebutuhan mendesak untuk beralih dari model rantai pasokan tradisional ke model yang terintegrasi penuh dan untuk melakukan investasi yang diperlukan dalam hal kapabilitas dan efisiensi agar industri ini dapat bertahan di masa depan dalam menghadapi persaingan dengan negara-negara produsen RMG lainnya.

Ada juga seruan dari perwakilan pengusaha untuk meninjau kembali model penetapan harga saat ini untuk lebih memastikan industri dapat berkomitmen pada pekerjaan yang layak dan pekerjaan yang produktif.

Banyak delegasi juga menekankan perlunya transparansi yang lebih besar di sepanjang rantai pasokan untuk meningkatkan praktik pembelian. Sejumlah peserta juga menyerukan perlunya menghindari duplikasi audit dan mengganti beberapa audit pabrik yang ada dengan satu penilaian yang diakui secara universal.

"Pengalaman dari negara-negara lain telah menunjukkan bahwa kemampuan negara produsen garmen untuk bangkit melalui rantai nilai bergantung pada sejumlah faktor, termasuk kolaborasi yang erat dengan merek, pabrik dan pemerintah, infrastruktur yang layak, dan layanan publik," kata Tuomo Poutiainen, Direktur ILO untuk Bangladesh. "Sektor ini hanya dapat berkembang dengan transparansi yang lebih besar dan tata kelola yang lebih kuat."

Better Work Bangladesh bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri garmen dengan meningkatkan kepatuhan terhadap undang-undang Ketenagakerjaan Bangladesh tahun 2006 dan standar ketenagakerjaan inti ILO, yang mengarah pada kondisi kerja yang lebih baik dan peningkatan kinerja ekonomi di tingkat perusahaan di delapan negara di seluruh dunia.

Saat ini, program ini telah menjangkau 485.708 pekerja di 210 pabrik yang bekerja dengan 22 merek internasional.

Berlangganan Buletin kami

Ikuti perkembangan berita dan publikasi terbaru kami dengan berlangganan buletin reguler kami.