Penilaian terhadap Inisiatif Kerja yang Lebih Baik di Indonesia, Yordania, Nikaragua, dan Vietnam.
Penulis: Beth English, Kelly Pike, dan Tinu Koithara Mathew(English dan Pike adalah penulis pertama dan sama-sama berkontribusi dalam karya ini).
Pelecehan seksual dan kekerasan berbasis gender (GBV) merupakan masalah yang mendesak dalam industri garmen global, mungkin lebih-lebih selama pandemi ketika orang-orang menghadapi kesulitan ekonomi dan sosial yang meningkat. Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 1 dari 3 perempuan di seluruh dunia mengalami GBV dan perempuan, terutama perempuan muda, paling terpengaruh oleh kekerasan dan pelecehan ini ketika mereka bekerja di bagian bawah rantai pasokan global. Melalui pendekatan yang ditargetkan dan sistemik terhadap kesadaran, pencegahan, dan remediasi pelecehan seksual, pelatihan yang difasilitasi oleh Better Work (BW) tentang pencegahan pelecehan seksual telah diperkenalkan dan merupakan intervensi penting dalam KBG di tempat kerja di delapan program BW di delapan negara.
Penelitian ini melakukan analisis empiris terhadap program pelatihan ILO Better Work mengenai pencegahan pelecehan seksual di Nikaragua, Yordania, Indonesia, dan Vietnam. Analisis ini dilakukan dengan dua tujuan: 1) menilai dampak pelatihan dalam meningkatkan kesadaran dan meningkatkan kemungkinan intervensi di tingkat pabrik, dan 2) mengidentifikasi kekuatan dan area perbaikan dalam proses dan praktik yang ada.
Secara keseluruhan, temuan-temuan menunjukkan bahwa perbaikan telah dilakukan dalam tingkat pengakuan terhadap pelecehan seksual dan dalam upaya untuk mengekangnya di pabrik-pabrik dan bahwa lensa sosial dan budaya yang digunakan untuk menyampaikan dan menerima pelatihan berdampak signifikan terhadap efektivitasnya. Para peserta penelitian menunjukkan pemahaman yang diperluas atau diperkuat tentang kesetaraan gender dan bagaimana gender berfungsi di tempat kerja untuk melanggengkan ketidaksetaraan dan mereka telah mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang pelecehan seksual dan kemampuan untuk mengidentifikasi perilaku pelecehan tertentu. Para peserta menunjukkan kesadaran akan kebijakan pelecehan seksual yang ada dan peningkatan pemahaman tentang bagaimana melaporkan insiden pelecehan.