Jenewa, 03 Juli: Krisis yang dihadapi industri pakaian jadi saat ini akibat pandemi COVID-19 telah menarik perhatian pada isu-isu yang dihadapi oleh para pekerja di pabrik-pabrik garmen di seluruh dunia. Minggu ini, Better Work merilis laporan pertama dari rangkaian delapan laporan khusus untuk delapan negara dan laporan lainnya akan ditambahkan secara progresif dalam beberapa minggu ke depan. Selain menggambarkan inisiatif untuk mengatasi krisis, laporan-laporan tersebut merinci kemajuan yang telah dicapai - dan tantangan yang masih ada - untuk meningkatkan kondisi kerja di seluruh negara tempat Better Work beroperasi.
Delapan Laporan Tahunan - berdasarkan data yang dikumpulkan sepanjang tahun 2019 - menyoroti status tingkat kepatuhan pabrik di Vietnam, Bangladesh, Kamboja, Ethiopia, Haiti, Indonesia, Yordania, dan Nikaragua. Laporan-laporan tersebut juga menampilkan inovasi dan studi kasus, yang melihat respons terkait COVID-19 serta upaya-upaya di seluruh industri sepanjang tahun lalu.
Publikasi ini menampilkan bukti peningkatan yang stabil di bidang-bidang utama kondisi kerja untuk pabrik-pabrik yang berkomitmen untuk berkolaborasi jangka panjang dengan Better Work. Pabrik-pabrik yang sudah matang di Vietnam telah mengurangi paparan pekerja terhadap bahan kimia, dengan ketidakpatuhan turun menjadi 2%. Pola serupa diamati di Yordania, di mana sebagian besar pabrik yang sudah matang (96%) sekarang menyediakan air minum yang aman bagi pekerja, sebuah perubahan yang nyata dari kondisi awal. Pabrik-pabrik di Bangladesh yang telah mengikuti program ini sejak awal telah secara signifikan meningkatkan pembayaran upah minimum, dengan 9 dari 10 pabrik telah mematuhi undang-undang upah minimum.
Banyak dari laporan tersebut memberikan perhatian khusus pada upaya antara Better Work dan para mitranya untuk mengatasi masalah gender dan pelecehan seksual di seluruh industri. Di Bangladesh, misalnya, sebuah program pelatihan yang berfokus pada supervisor perempuan telah berhasil membuat 74% peserta perempuan naik jabatan menjadi supervisor, dengan kenaikan gaji rata-rata 39%. Di seluruh dunia, Haiti menerapkan kebijakan tidak ada toleransi pada tahun 2019 untuk mengatasi pelecehan seksual, salah satu dari sekian banyak intervensi yang telah menyebabkan penurunan yang nyata dalam jumlah pekerja yang melaporkan masalah pelecehan seksual di tempat kerja dan peningkatan jumlah pelaku yang dimintai pertanggungjawaban.
Ada beberapa pencapaian penting lainnya. Di Vietnam, misalnya, Better Work mencatat tingkat ketidakpatuhan terendah dalam lima tahun terakhir terkait penyimpanan catatan penggajian rangkap, yang menunjukkan penurunan menjadi 19% dari sebelumnya 42%. Di Nikaragua, semua pabrik sekarang memberikan waktu istirahat yang cukup untuk istirahat menyusui dan tidak ada kasus yang dilaporkan mengenai perundungan, pelecehan atau perlakuan yang memalukan. Di Ethiopia, semua pabrik memberikan cuti melahirkan yang diwajibkan.
Yang menjadi perhatian khusus adalah tingginya tingkat ketidakpatuhan di seluruh industri dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja. Beberapa negara masih menemukan adanya kasus pintu keluar darurat yang terhalang, termasuk Vietnam (26% pabrik) dan Bangladesh (36% pabrik). Masalah seputar penyediaan Alat Pelindung Diri juga masih ada. Di Kamboja, 42% pabrik tidak menyediakan peralatan yang memadai (42%) dan di Yordania, di mana para pekerja tidak dilatih untuk menggunakan peralatan tersebut di 38% pabrik.
Terlepas dari tantangan-tantangan yang ada, terdapat beberapa peningkatan dalam kesehatan dan keselamatan kerja. Di Nikaragua, misalnya, sistem pendingin yang baru telah menghasilkan produktivitas dan kondisi kerja yang lebih baik.
"Sekarang kami lebih produktif dan dapat pulang lebih awal karena kami telah mencapai target kami," kata Aloika Patricia Gutierrez García, seorang operator jahit di Pabrik Gildan di Managua.
Pada tahun 2019, terdapat banyak kolaborasi baru antara Better Work dan pemangku kepentingan industri untuk mengatasi masalah di lapangan dan juga mengatasi masalah di tingkat negara. Better Work Kamboja, misalnya, bermitra dengan 17 lembaga untuk meningkatkan keselamatan transportasi pekerja ke pabrik. Proyek percontohan ini berhasil mengurangi 77% kasus kecelakaan di jalan raya yang melibatkan pekerja.
Tentang Program Kerja yang Lebih Baik
Better Work - sebuah kolaborasi antara Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan International Finance Corporation (IFC), anggota Kelompok Bank Dunia - adalah program komprehensif yang menyatukan semua tingkatan industri garmen untuk meningkatkan kondisi kerja dan penghormatan terhadap hak-hak pekerja, serta meningkatkan daya saing bisnis garmen.
Sebagai hasil dari partisipasi mereka dengan Better Work, pabrik-pabrik terus meningkatkan kepatuhan mereka terhadap standar-standar ketenagakerjaan inti ILO dan peraturan perundang-undangan nasional yang mencakup kompensasi, kontrak, keselamatan dan kesehatan kerja, serta waktu kerja. Hal ini telah secara signifikan meningkatkan kondisi kerja dan, pada saat yang sama, meningkatkan produktivitas dan profitabilitas pabrik.
Saat ini, program ini aktif di 1.700 pabrik yang mempekerjakan lebih dari 2,4 juta pekerja di sembilan negara. Selain memberikan saran kepada pabrik, Better Work berkolaborasi dengan pemerintah untuk meningkatkan undang-undang ketenagakerjaan, dan dengan merek untuk memastikan kemajuan yang berkelanjutan. Kami juga memberikan saran kepada serikat pekerja tentang cara memberikan pekerja hak yang lebih besar dalam kehidupan mereka, dan bekerja sama dengan para donor untuk membantu mencapai tujuan pembangunan yang lebih luas.
Visi kami adalah industri garmen global yang mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan dengan menyediakan pekerjaan yang layak, memberdayakan perempuan, mendorong daya saing bisnis, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.