Mempromosikan kesetaraan gender melalui kampanye video blog yang inovatif

13 Februari 2020

Program Better Work Indonesia dari ILO telah mengumumkan para pemenang kampanye pembuatan video inovatif tentang kesetaraan gender di industri garmen.

"Melalui vlog ini, kami ingin menunjukkan bahwa tidak masalah untuk tampil beda karena tidak mempengaruhi produktivitas dan performa kerja di tempat kerja." - Slamet Ariyanti, staf PT Sumber Bintang Rejeki (Sumbiri)

"Equal" merupakan salah satu dari empat finalis kompetisi vlog yang menampilkan kisah hidup Slamet Ariyanti atau Ari, begitu ia biasa dipanggil. Penampilannya yang androgini kerap mengundang kritik dari masyarakat sekitar. Namun, ia membuktikan bahwa penampilannya tidak mempengaruhi performa kerjanya dan bahkan menerima penghargaan sebagai supervisor lini terbaik.

"Melalui vlog ini, kami ingin menunjukkan bahwa tidak masalah untuk tampil beda karena tidak mempengaruhi produktivitas dan performa kerja di tempat kerja," kata Ari. Ia telah bekerja selama delapan tahun di Sumbiri dengan reputasi kinerja yang baik.

Pemutaran vlog dan pengumuman pemenang berlangsung di Forum Bisnis BWI Indonesia yang diselenggarakan oleh ILO pada tanggal 30-31 Oktober 2019. Forum tahunan ini dihadiri oleh ratusan peserta dari industri garmen di tingkat nasional dan internasional. Termasuk di dalamnya adalah pemerintah, asosiasi pengusaha, serikat pekerja, serta merek dan pemasok internasional.

Dimulai dengan pelatihan gender dan vlog

Sebelum kompetisi, BWI ILO mengundang pabrik-pabrik garmen dan alas kaki untuk mengirimkan proposal cerita mereka untuk seleksi pertama. Dari 99 proposal cerita yang diterima, 15 terpilih untuk mengikuti pelatihan. Pelatihan ini dimaksudkan untuk membekali peserta terpilih dengan pengetahuan tentang isu-isu gender dan keterampilan untuk memproduksi vlog mereka sendiri yang menggambarkan pentingnya kesetaraan gender dan mempromosikan kesetaraan di tempat kerja.

Dalam pelatihan yang diadakan pada bulan September 2019, para peserta belajar bagaimana menggunakan smartphone mereka untuk memproduksi vlog, mengambil gambar dan mengembangkan plot cerita yang menarik serta mengedit video. Setelah selesai, mereka juga mendapatkan bimbingan dari mentor pelatihan selama proses produksi hingga menyelesaikan vlog mereka. Selain itu, sesi tentang gender dalam pelatihan ini bertujuan untuk mempertajam pengetahuan para peserta tentang isu-isu gender.

"Kami selalu berusaha untuk menjadi inovatif dalam melibatkan mitra pabrik garmen dan alas kaki kami. Tahun ini kami ingin mengikuti tren dengan mengadakan kompetisi vlog untuk secara aktif melibatkan mitra pabrik garmen kami dalam kampanye gender kami." - Pipit Savitri, Petugas Komunikasi dan Kemitraan Program BWI ILO

"Kami selalu berusaha untuk menjadi inovatif dalam melibatkan mitra pabrik garmen dan alas kaki kami. Tahun lalu, kami telah menyelenggarakan kompetisi foto dan video yang sukses mengenai isu-isu keselamatan dan kesehatan kerja. Tahun ini kami ingin mengikuti tren dengan mengadakan kompetisi vlog sebagai cara untuk melibatkan mitra pabrik garmen kami secara aktif dalam kampanye gender kami dan menjadi bagian dari kesadaran publik tentang kesetaraan gender," kata Pipit Savitri, Communication and Partnerships Officer Program BWI ILO.

Sebagian besar peserta sudah memiliki passion untuk memproduksi vlog. Beberapa dari mereka bahkan memiliki impian untuk membuka saluran Youtube mereka sendiri dan menjadi Youtuber profesional. Mereka semua mengakui bahwa pelatihan vlog ini membantu mereka untuk menjadi vlogger yang lebih baik dan produktif.

Pemenang kedua, Fendi M. Efendi, staf HRD PT Ungaran Sari Garment (USG) di Semarang, Jawa Tengah, mengatakan bahwa ia belajar banyak tentang cara membuat naskah yang menarik dan alur cerita yang menarik perhatian penonton. "Sebelumnya, saya hanya merekam vlog tanpa naskah atau alur cerita. Saya belajar bahwa kita harus membuat cerita yang menarik tidak hanya untuk diri kita sendiri tapi juga untuk orang lain," katanya.

Vlognya berjudul "Kita Semua Bisa" yang menampilkan Erna Rahmawati, satu-satunya pengemudi wanita di PT USG. Vlog ini menunjukkan bahwa perempuan juga bisa berprestasi dalam profesi yang didominasi oleh laki-laki. Dengan menggunakan format storytelling, vlog ini menunjukkan sisi terampil Erna sebagai pengemudi profesional, apresiasi dari rekan-rekannya sesama pengemudi pria, dan kepribadiannya yang ceria.

Anis Nugroho, direktur BWI, menjelaskan bahwa berinvestasi dalam keterampilan bercerita dan membuat video bagi para pekerja pabrik merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan kepekaan dan kesadaran para pekerja terhadap isu-isu seperti kesetaraan gender.

Dukungan penuh dari manajemen

Produksi vlog mendapat dukungan penuh dari manajemen. Tim vlog diberikan persetujuan untuk memproduksi vlog selama jam kerja selama satu atau dua hari. Indra Mustaqin dan Isabella, staf HRD PT Changshin Reksa Jaya di Garut, Jawa Barat, mengatakan bahwa pihak manajemen sangat mendukung pembuatan vlog dan keikutsertaan mereka dalam kompetisi ini.

"Bahkan mantan supervisor saya yang sudah kembali ke Filipina menelepon saya untuk memberikan dukungan," kata Indra. Tidak hanya itu, dukungan juga datang dari rekan-rekan sesama pekerja di pabrik.

Vlog mereka yang berjudul "Prioritas Hamil" memenangkan kategori media sosial favorit. Vlog ini menyoroti fasilitas pabrik untuk pekerja hamil. Vlog tersebut mengilustrasikan bus antar-jemput perusahaan dan jalur khusus dengan pagar untuk pekerja hamil sehingga mereka tidak perlu naik dan turun jalur yang curam untuk pergi bekerja. Fasilitas-fasilitas ini mengakomodasi kebutuhan 340 pekerja hamil untuk menjaga kehamilan mereka tetap sehat.

Sementara itu, vlog pemenang ketiga berjudul "Work-Life Balance: Kehidupan Keluarga Kecil di Industri Garmen" oleh Rinanda Dwi F. Army, staf HRD PT Eco Smart Garment Indonesian Klego, Boyolali, Solo, berbicara tentang keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Artikel ini mendokumentasikan kehidupan Rinanda dan suaminya yang baru saja menikah dan bagaimana mereka saling mendukung satu sama lain untuk menyeimbangkan tanggung jawab antara pekerjaan dan rumah.

"Saya melihat banyak perempuan yang bekerja di pabrik garmen harus menanggung beban ganda di tempat kerja dan di rumah. Melalui vlog ini saya hanya ingin meningkatkan kesadaran bahwa tanggung jawab di tempat kerja dan di rumah tidak mengenal gender," katanya.

Para pemenang kompetisi vlog mendapatkan hadiah uang tunai, piala dan peralatan vlogging. Selain itu, video/foto mereka akan diprofilkan di situs web ILO dan Better Work, media sosial dan publikasi lainnya untuk meningkatkan kesadaran publik tentang kesetaraan gender.

Antusiasme dari para vlogger juga terus berlanjut. "Saya ingin membuat lebih banyak vlog tentang isu-isu lain yang berkaitan dengan pekerjaan kami di industri garmen," ujar Rudy; sementara Indra yang memiliki ketertarikan pada isu ketenagakerjaan akan terus membuat vlog yang edukatif dan informatif mengenai tempat kerja, termasuk isu-isu terkait gender.

Berlangganan Buletin kami

Ikuti perkembangan berita dan publikasi terbaru kami dengan berlangganan buletin reguler kami.