ILO bekerja sama dengan UN Indonesia mengadakan kunjungan media ke salah satu pabrik garmen Better Work Indonesia di Semarang. Kunjungan media ini memberikan wawasan dan pengalaman nyata kepada para jurnalis Indonesia tentang kehidupan kerja di sektor garmen.
Delapan jurnalis terpilih yang mewakili media cetak, elektronik dan online terkemuka di Indonesia berpartisipasi dalam program kunjungan media ke salah satu pabrik garmen di Semarang, yang diselenggarakan bersama oleh PBB Indonesia dan ILO. Kunjungan media ini dilakukan untuk menampilkan contoh dari salah satu kemitraan Better Work Indonesia (BWI) ILO dengan sebuah perusahaan manufaktur di Ungaran, Semarang.
"Hal ini sangat erat kaitannya dengan upaya pencapaian tujuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 8 tentang Pekerjaan yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi serta tujuan-tujuan lain yang relevan."
Anita Nirody, Koordinator Residen PBB untuk Indonesia
Kunjungan media yang dilaksanakan di PT Ungaran Sari Garments (PT USG) ini memberikan kesempatan kepada organisasi media massa untuk mendapatkan pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik mengenai kondisi dan situasi kerja di pabrik garmen karena Indonesia dikenal sebagai salah satu pengekspor tekstil, garmen, dan pakaian jadi terbesar di dunia. Hingga saat ini, industri pakaian jadi Indonesia telah menyediakan satu juta lapangan pekerjaan dan bernilai ekspor hampir 8 miliar USD setiap tahunnya.
Didirikan pada tahun 1975, PT USG dimulai dengan hanya satu pabrik dan 200 karyawan. Empat puluh dua tahun kemudian, perusahaan ini memiliki 13 pabrik di tiga lokasi, mempekerjakan sekitar 15 ribu pekerja yang 95 persen di antaranya adalah perempuan dan memproduksi 33,6 juta potong pakaian per tahun. Bergabung dengan program BWI ILO pada tahun 2013, PT USG telah diakui sebagai pabrik berkinerja tinggi pertama pada tahun 2018.
"Ini adalah kunjungan pertama saya dan sungguh luar biasa menyaksikan pekerjaan baik yang telah dilakukan di lapangan. SECO telah menjalin kemitraan yang erat dengan Indonesia sejak tahun 2009 dan pekerjaan yang lebih baik merupakan salah satu tujuan kami dan Indonesia."
Remy Duvien dari Sekretariat Negara Swiss untuk Urusan Ekonomi (SECO)
Anita Nirody, Resident Coordinator PBB untuk Indonesia, mengucapkan selamat atas pencapaian yang diraih PT USG. Beliau juga mengapresiasi dampak yang diberikan oleh perusahaan tidak hanya kepada para pekerja dan keluarganya, namun juga kepada masyarakat sekitar dan perekonomian bangsa.
"Hal ini sangat erat kaitannya dengan upaya mencapai tujuan-tujuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 8 tentang Pekerjaan yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi serta tujuan-tujuan terkait lainnya," ujarnya seraya menambahkan apresiasinya terhadap para donor yang mendukung kepatuhan ketenagakerjaan melalui kemitraan antara BWI ILO dan pabrik-pabrik garmen di Indonesia.
"Karena mayoritas pekerja garmen adalah perempuan. Penting untuk membuat suara dan ide mereka didengar dan diimplementasikan. Penting juga bagi media massa untuk mempelajari praktik-praktik terbaik yang diterapkan di tingkat perusahaan untuk disebarluaskan."
Michiko Miyamoto, Direktur Negara ILO untuk Indonesia
Remy Duvien dari Sekretariat Negara Swiss untuk Urusan Ekonomi (SECO), sebagai salah satu donor Program Better Work Indonesia ILO, mengapresiasi kemitraan yang dibangun antara Program BWI ILO dan industri garmen. "Ini adalah kunjungan pertama saya dan sangat luar biasa untuk menyaksikan pekerjaan baik yang telah dilakukan di lapangan. SECO telah menjalin kemitraan yang erat dengan Indonesia sejak tahun 2009 dan pekerjaan yang lebih baik merupakan salah satu tujuan kami dan Indonesia," ujarnya.
Sementara itu Michiko Miyamoto, Country Director ILO untuk Indonesia, menekankan pentingnya solusi yang saling menguntungkan melalui dialog bipartit di tingkat perusahaan seperti yang ditunjukkan oleh PT USG. "Karena mayoritas pekerja garmen adalah perempuan. Penting untuk membuat suara dan ide-ide mereka didengar dan diimplementasikan. Penting juga bagi media massa untuk mempelajari praktik-praktik terbaik yang diterapkan di tingkat perusahaan untuk disebarluaskan," katanya.
Delegasi PBB, ILO dan media massa mengunjungi tiga pabrik PT USG. Saat mengunjungi pabrik produksi pertama, para delegasi disambut dengan senam bersama di sela-sela waktu kerja sebagai bagian dari praktik produksi yang beretika. "Untuk memastikan kesejahteraan para pekerja, kami mengadakan dua kali senam setiap hari di pagi dan sore hari agar para pekerja dapat beristirahat sejenak dari rutinitas kerja dan menjaga kebugaran tubuh," ujar Nur Arifin, Senior Manager Sumber Daya Manusia dan Kepatuhan PT USG.
Di pabrik produksi kedua, Arif (begitu ia biasa disapa) mengajak para delegasi untuk mengunjungi bangunan pabrik ramah lingkungan terbaru yang dilengkapi dengan peralatan dan mesin-mesin berteknologi tinggi. Para pekerja dengan terampil menggunakan mesin-mesin tersebut dalam seluruh proses produksi mulai dari pemotongan, penjahitan, perakitan, kontrol kualitas dan pengemasan.
"Saya terkesan dengan transparansi yang ditunjukkan oleh PT USG. Mekanisme seperti ini harus diterapkan di semua tempat kerja. Kepercayaan pasti terbangun antara pekerja dan manajemen yang pada gilirannya akan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman."
Azis Kumala, jurnalis dari Kantor Berita Indonesia (Antara)
"Kami juga telah menciptakan prototipe kami sendiri untuk membantu para pekerja kami bekerja lebih cepat," Arif menunjukkan sebuah mesin sederhana yang membantu pekerja menata kerah garmen dengan rapi.
Ia kemudian mengajak para delegasi untuk mengamati pertemuan mekanisme pengaduan antara manajemen dan serikat pekerja. Di salah satu ruang pertemuan, perwakilan dari manajemen dan serikat pekerja duduk bersama, mendiskusikan isu-isu yang diangkat oleh kedua belah pihak. Isu-isu yang diangkat bervariasi mulai dari fasilitas pekerja, kebutuhan pelatihan hingga fasilitas umum (area parkir, kantin, dan lain-lain). Semua masalah yang diajukan dan tanggapan yang diberikan disebarluaskan secara transparan melalui papan informasi.
"Saya terkesan dengan transparansi yang ditunjukkan oleh PT USG. Mekanisme seperti ini harus diterapkan di semua tempat kerja. Kepercayaan pasti akan terbangun antara pekerja dan manajemen yang pada gilirannya akan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman," ujar Azis Kumala, jurnalis dari Kantor Berita Indonesia (Antara).
Kunjungan terakhir dilakukan untuk melihat program pemberdayaan perempuan perusahaan yang dimulai pada tahun 2014. Program ini terdiri dari program kehamilan, program laktasi, program edukasi kesehatan, dan program pasca melahirkan. Untuk membantu pekerja perempuan secara efektif, perusahaan telah menunjuk pendidik sebaya untuk mempromosikan gaya hidup sehat.
Kunjungan ini juga menandai peluncuran inisiatif terbaru PT USG, yaitu layanan kurir ASI. Layanan ini diberikan oleh perusahaan untuk memastikan pelaksanaan program laktasi. "Kami ingin mendukung penuh para pekerja perempuan kami. Ketika kami meningkatkan kesehatan mereka dan keluarga mereka, kami menemukan bahwa produktivitas mereka meningkat dan itu bermanfaat bagi bisnis," kata Arif.
"Kami ingin mendukung penuh para pekerja perempuan kami. Ketika kami meningkatkan kesehatan mereka dan keluarga mereka, kami menemukan bahwa produktivitas mereka meningkat dan hal ini bermanfaat bagi bisnis."
Nur Arifin, Manajer Senior Sumber Daya Manusia dan Kepatuhan PT USG
Dia melanjutkan bahwa inisiatif baru ini terinspirasi oleh kesulitan yang dihadapi oleh karyawan yang baru saja kembali bekerja setelah cuti melahirkan dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka. "Saya tidak menganggap semua upaya yang dilakukan ini sebagai beban bagi perusahaan. Ini adalah investasi untuk menciptakan kondisi kerja yang lebih baik bagi kita semua," tutupnya.
"Jika semua perusahaan dapat meniru apa yang telah dilakukan oleh PT USG, maka pekerja perempuan tidak perlu merasa takut digantikan oleh pekerja lain atau diberhentikan dari pekerjaannya karena hamil dan bersalin."
M. Julian, seorang jurnalis dari Kontan, sebuah harian bisnis
"Jika semua perusahaan dapat meniru apa yang telah dilakukan oleh PT USG, pekerja perempuan tidak perlu takut digantikan oleh pekerja lain atau diberhentikan karena hamil dan melahirkan," ujar M. Julian, jurnalis harian bisnis Kontan.
PT USG merupakan salah satu pabrik yang didukung oleh program BWI ILO. Hingga saat ini, program BWI telah menjangkau 216 pabrik dengan hampir 400.000 pekerja yang 80 persen di antaranya adalah perempuan di Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah. BWI merupakan kemitraan antara ILO dan International Finance Corporation (IFC), yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan terhadap standar ketenagakerjaan dan mendorong daya saing dalam rantai pasok global.