Industri garmen di Yordania terutama didorong oleh pabrik-pabrik pengekspor besar yang mengekspor ke AS di bawah USJFTA. Industri garmen telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam sepuluh tahun terakhir. Ekspor turun 15 persen pada tahun 2020 tetapi pulih pada tahun 2021 dengan pertumbuhan 8 persen, diikuti dengan pertumbuhan 22 persen pada tahun 2022. Secara total, garmen senilai USD 2,2 miliar diekspor pada tahun 2022, nilai ekspor tertinggi untuk sektor ini hingga saat ini. Sekitar 77.800 pekerja dipekerjakan di sektor garmen yang mengekspor pada tahun 2022. Pekerja migran merupakan tiga perempat dari jumlah tenaga kerja tersebut. Para pekerja ini, terutama dari Asia Selatan, biasanya bekerja di Yordania dengan kontrak dua hingga tiga tahun, yang dapat diperpanjang. Warga Bangladesh merupakan kelompok pekerja terbesar (lebih dari 50 persen pekerja migran), dan ada juga pekerja dari India, Sri Lanka, Nepal, dan Myanmar. Mayoritas pekerja adalah perempuan - hampir 75 persen dari tenaga kerja produksi - sedangkan mayoritas posisi manajemen dipegang oleh laki-laki.
Program Better Work adalah kemitraan antara Organisasi Perburuhan Internasional dan International Finance Corporation, anggota Kelompok Bank Dunia. Better Work menyatukan berbagai kelompok - pemerintah, merek global, pemilik pabrik, serta serikat pekerja dan pekerja - untuk meningkatkan kondisi kerja di industri garmen dan membuat sektor ini lebih kompetitif. Program Better Work Jordan (BWJ) didirikan atas permintaan Kementerian Tenaga Kerja Yordania pada tahun 2007 dan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2008. Selama 15 tahun terakhir, BWJ telah bekerja sama dengan konstituen tripartit nasional untuk meningkatkan kondisi kerja dan mempromosikan pekerjaan yang layak di sektor garmen di Yordania. Status program yang wajib bagi mereka yang mengekspor ke pasar Amerika Serikat memungkinkan program ini untuk menciptakan dampak di seluruh sektor. Sejak saat itu, pabrik-pabrik telah melakukan perbaikan yang signifikan dalam hal kondisi kerja dan kepatuhan terhadap standar ketenagakerjaan - meskipun masih ada tantangan untuk mempertahankan dampak program. Dalam fase strategis saat ini, BWJ mengarahkan upayanya untuk mempertahankan dampak program selama 15 tahun melalui peningkatan kapasitas pemangku kepentingan nasional (Kementerian Tenaga Kerja, Serikat Pekerja, dan Organisasi Pengusaha) dan memberdayakan mereka untuk lebih bertanggung jawab dalam memastikan lingkungan kerja yang layak dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Pada tahun 2023, para pekerja di salah satu pabrik pengekspor utama di sektor ini menghadapi beberapa tantangan termasuk gaji yang belum dibayar, gaji manajerial yang tertunda, dan kondisi kerja yang berbahaya. Terlepas dari upaya para pemangku kepentingan, penutupan pabrik tersebut mengakibatkan para pekerja tidak memiliki tempat tinggal yang layak dan makanan yang memadai. Pada akhirnya, seluruh pekerja migran, yang merupakan penduduk lokal yang mewakili 25% dari jumlah pekerja dipulangkan dengan kerja sama dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, setelah pertemuan Komite Penasihat Program (Programme Advisory Committee/PAC) kelima puluh dua untuk proyek Better Work Jordan pada 4/3/2024, diputuskan untuk membentuk komite tripartit yang melibatkan pengusaha, serikat pekerja, dan Kementerian Tenaga Kerja untuk menganalisis kasus ini dan situasi serupa yang melibatkan pelanggaran hak-hak pekerja.
Komite tripartit yang baru dibentuk akan memfokuskan analisisnya pada pabrik-pabrik yang terkena dampak pandemi COVID-19 dan mereka yang mengalami kesulitan keuangan sambil memperlakukan pekerja mereka dengan buruk. Selama pandemi, dua pabrik pengekspor utama tutup, setelah para pekerja menghadapi beberapa tantangan. Selain itu, beberapa contoh dari pabrik subkontrak yang juga tutup selama 5 tahun sebelumnya, komite ini bertujuan untuk mendapatkan pelajaran dan rekomendasi untuk mencegah masalah serupa dan memastikan kondisi kerja yang layak di sektor ini.
Untuk info lebih lanjut, unduh TOR