• Jenis Kelamin, Kisah Sukses

Menjadi agen perubahan - pengalaman seorang perempuan

4 Februari 2022

Di pabrik Zhen Tai Garment di Phnom Penh - di tengah-tengah perbincangan antara para pekerja, serikat pekerja, dan manajemen pabrik - duduklah Sophea, seorang wanita yang telah mengabdi di bidang sumber daya manusia selama 21 tahun karirnya dan sekarang bekerja sebagai manajer umum Zhen Tai.

Menjadi agen perubahanPekerjaannya mengharuskannya untuk mengembangkan keterampilan mendengarkan yang tajam untuk menyeimbangkan kepentingan yang saling bersaing. Tentu saja, tantangan ini tidak selalu mudah. Berbicara dengan Better Factories Cambodia, ia merefleksikan posisinya, dan mengakui, "Interaksi saya dengan para pekerja memiliki banyak tantangan di masa lalu. Saya terkadang bersikap kasar terhadap para pekerja, dan saya sering mengalami konflik dengan karyawan serikat pekerja yang saya rasa tidak menganggap serius pertimbangan para pekerja. Hal ini terjadi terutama terkait pengunduran diri pekerja perempuan setelah mereka melahirkan."

Baru-baru ini, Sophea mulai melakukan pendekatan yang lebih lembut dan mendengarkan para pekerja dengan seksama, sebuah perkembangan yang sebagian dia kaitkan dengan program pelatihan tiga hari yang disebut 'Kepemimpinan Perempuan' yang disediakan oleh Better Factories Cambodia. Program ini bertujuan untuk memperkuat keterampilan Komite Konsultatif Peningkatan Kinerja (PICC), yang merupakan komite pabrik yang berusaha menyelesaikan dan meningkatkan hubungan antara perwakilan pekerja dan manajemen pabrik melalui teknik dialog sosial yang efektif. Pelatihan ini mendorong dan mempersiapkan anggota PICC untuk mewakili dan berkomunikasi dengan lebih baik dengan pekerja perempuan, serta berkontribusi secara individu dan kolektif terhadap pemberdayaan pekerja perempuan di pabrik mereka. Sophea adalah salah satu dari 70 perempuan dari 19 pabrik yang mengikuti pelatihan tersebut.

Ia mulai memahami bahwa banyak pekerja perempuan yang mengundurkan diri untuk mengurus bayi mereka yang baru lahir, atau karena masalah pribadi atau konflik dengan supervisor mereka, dan dengan mendengarkan suara pekerja, ia belajar mengidentifikasi mengapa hal ini terjadi. Karena pengalaman ini, Sophea mulai menjadi lebih proaktif dalam memberikan konsultasi dan dukungan kepada para pekerja, dan pada akhirnya mengusulkan perubahan di pabrik.

Ketika ditanya tentang hal penting yang ia dapatkan dari program ini, Sophea menyebutkan pentingnya kesetaraan kesempatan kerja, termasuk gaji, dan memprakarsai kebijakan yang mengizinkan ibu hamil untuk pulang 15 menit lebih awal dari pekerja lain dan menawarkan istirahat selama 1 jam di kamar bayi. Hal ini, menurutnya, dapat membuat perbedaan besar bagi anak dan ibu.

Ia juga mengajak para pemangku kepentingan lainnya, termasuk perwakilan serikat pekerja dan pekerja serta pemimpin tim, untuk mengikuti program pelatihan ini. 

"Jika saya mengingat kembali setahun yang lalu, saya dulu berpikir bahwa selama semua orang memiliki pekerjaan, kita tidak perlu terlalu fokus pada gender atau hak-hak perempuan. Namun setelah program berakhir dan kembali ke pabrik, sebagai seorang perempuan, saya merasa aneh karena saya tidak pernah menempatkan diri saya pada posisi mereka dan meluangkan waktu untuk memahami besarnya tekanan dan kekhawatiran yang dihadapi oleh rekan-rekan pekerja perempuan saya," ujar Sophea.

program pelatihan Dia mencatat bahwa karena bagian dari program pelatihan ini adalah mengadvokasi para pekerja agar lebih vokal dan inklusif dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga mereka sendiri, program ini dapat memainkan peran penting bagi semua perempuan yang bekerja di pabrik. Ia kini menganggap dirinya sebagai advokat hak-hak pekerja dan kesetaraan gender, tetapi menambahkan bahwa pekerjaannya belum selesai, dan masih banyak hal yang harus dicapai.

Berlangganan Buletin kami

Ikuti perkembangan berita dan publikasi terbaru kami dengan berlangganan buletin reguler kami.