Pengorbanan kecil bertambah: bagaimana para pekerja mengelola kesejahteraan di saat waktu rekreasi yang terbatas

10 Oktober 2021

Mengobrol dengan tetangga, makan di mal, dan pergi ke kebun binatang biasanya merupakan hiburan yang terjangkau bagi para pekerja garmen di Indonesia saat hari libur. Namun, selama setahun terakhir, pandemi COVID-19 telah membuat mereka kehilangan kesenangan-kesenangan kecil tersebut - sebuah pengorbanan yang harus mereka lakukan untuk memastikan keselamatan semua orang. Banyak pekerja yang harus tetap terisolasi untuk menjaga keamanan operasi dan lingkungan pabrik.

Manajer kepatuhan Jimmy Siswanto bertanya-tanya kapan ia bisa membawa cucunya yang berusia dua tahun untuk melihat, untuk pertama kalinya, hewan-hewan di Kebun Binatang Ragunan di Jakarta. Upaya untuk menanggulangi virus ini telah menyebabkan penutupan sementara atau pembatasan beberapa tempat umum di berbagai wilayah di Indonesia, di mana kasus baru COVID-19 terus mencapai ribuan setiap harinya.

"Saya sudah bekerja, dan saya ingin refreshing bersama keluarga, tapi itu harus ditunda," kata Jimmy, yang juga menjadi bagian dari gugus tugas COVID-19 di perusahaan garmen PT Gaya Indah Kharisma.

Pandemi telah membatasi pilihan kegiatan rekreasi bagi keluarga seperti keluarga Jimmy. Bahkan makan malam rutin dengan para tetangganya di kompleks apartemennya pun terhenti, karena sekitar empat keluarga di sana terjangkit virus, katanya.

Dengan mudahnya virus ini menular, upaya pencegahan COVID-19 mengharuskan semua pihak yang terlibat untuk bekerja lebih keras dalam melindungi diri mereka sendiri dan semua orang di sekitar mereka demi kelangsungan mata pencaharian mereka sendiri. Beberapa pekerja, seperti Jimmy, telah mengambil beban kerja tambahan dengan berpartisipasi dalam upaya mitigasi dan penanganan di pabrik.

Di beberapa daerah di Indonesia, klaster COVID-19 dapat menyebabkan penghentian sementara aktivitas di tempat kerja. Para pekerja telah disarankan untuk menghindari tempat-tempat keramaian dan bepergian ke kampung halaman mereka selama liburan. Pemerintah Indonesia juga mengumumkan hari libur nasional yang lebih pendek pada tahun 2021 untuk mencegah lonjakan kasus. Bagi beberapa pekerja, ini berarti tinggal di rumah untuk jangka waktu yang lama, yang mungkin mengorbankan aspek kesehatan fisik dan mental mereka - terutama pada saat ketidakpastian pekerjaan dan di tengah informasi baru yang terkadang membanjiri informasi tentang penyakit ini.

Menyadari pentingnya kesejahteraan mental yang positif di kalangan pekerja garmen, Better Work Indonesia telah mengembangkan pelatihan manajemen stres secara virtual yang ditargetkan untuk para pekerja dan manajemen pabrik-pabrik anggotanya. Puluhan pekerja dari 64 pabrik mengikuti pelatihan yang memberikan ruang bagi para peserta untuk secara interaktif berbagi perasaan mereka dan menavigasi cara-cara mereka dalam mengatasi stres dengan seorang ahli. Para ahli juga berbagi informasi praktis, kiat-kiat dan latihan untuk mengelola emosi, dengan serangkaian video yang dapat diakses untuk penyegaran setelah pelatihan.

Menjangkau lebih banyak pekerja menjadi lebih mudah dengan menggunakan fitur live Instagram yang interaktif di platform media sosial yang populer ini, di mana Better Work Indonesia juga menyampaikan kampanye kesehatan mental yang edukatif. Siaran langsung ini mencakup topik-topik tentang manajemen stres, termasuk tentang pengasuhan anak dan sekolah di rumah, karena sebagian besar sekolah masih ditutup di Indonesia. Sesi baru-baru ini juga berfokus pada tantangan untuk tidak pulang ke rumah untuk merayakan hari raya Idul Fitri, serta bagaimana menjaga ketenangan di tengah paparan berita negatif tentang wabah.

Ketua serikat pekerja di PT Sepatu Mas Idaman, Mario Prostasius, yang ditugaskan dalam tim patroli COVID-19, mengatakan bahwa ia tidak keluar rumah di Bogor, Jawa Barat, selama sebagian besar masa pandemi, kecuali untuk hal-hal yang mendesak, karena wilayah tersebut masih memiliki risiko penularan yang tinggi.

"Secara psikologis, kami membutuhkan liburan. Di pabrik, saya selalu berhadapan dengan mesin. Selama setahun terakhir, saya dan teman-teman saya merasa lelah dan sudah saatnya kami membutuhkan rekreasi," katanya.

Ketika Mario, Jimmy, dan yang lainnya bekerja untuk menjaga industri pakaian jadi di Indonesia tetap bertahan, mereka terus melakukan pengorbanan yang sulit dilakukan oleh siapa pun. Hingga bahaya pandemi berkurang secara signifikan, Better Work Indonesia akan selalu ada untuk mendukung kesejahteraan mereka, meskipun dukungan tersebut harus diberikan secara virtual.

Berlangganan Buletin kami

Ikuti perkembangan berita dan publikasi terbaru kami dengan berlangganan buletin reguler kami.