Inti dari visi Better Work untuk meningkatkan kehidupan pekerja adalah program-program yang mendorong kepatuhan yang berkelanjutan di seluruh sektor terhadap hukum ketenagakerjaan nasional dan standar ketenagakerjaan inti serta mendorong daya saing bisnis di negara-negara produsen garmen utama. Program-program di tingkat negara biasanya menggabungkan penilaian pabrik independen dengan layanan konsultasi dan pelatihan untuk mendukung perbaikan praktis melalui kerja sama di tempat kerja. Dengan menggunakan sistem manajemen informasi (STAR) yang unik dari Better Work, perusahaan dapat berbagi informasi penilaian dan remediasi dengan para pembeli mereka. Hal ini pada gilirannya memungkinkan pembeli untuk mengurangi audit mereka sendiri dan mengalihkan sumber daya untuk memperbaiki masalah, dengan fokus pada solusi yang berkelanjutan.
Selain itu, Better Work bekerja sama dengan aliansi pemangku kepentingan dan mitranya-termasuk pemerintah, organisasi pekerja dan pengusaha, serta pembeli-untuk mengkatalisasi perubahan dalam strategi, kebijakan, dan praktik yang relevan di tingkat sektoral, nasional, dan internasional.
Tujuan dari laporan ini, yang mencakup penilaian kepatuhan yang dilakukan selama pelaksanaan Better Work Tahap II, yang berlangsung dari Juli 2009 hingga Juli 2012, adalah untuk menyajikan situasi ketidakpemenuhan awal (baseline) di lima negara anggota Better Work (Haiti, Indonesia, Yordania, Lesotho, dan Vietnam) pada awal pelaksanaan program1 . Analisis ini menyoroti isu-isu lintas sektoral yang endemik di industri garmen global, dan mengidentifikasi pencilan, yang sering kali disebabkan oleh ketidaksesuaian antara standar ketenagakerjaan internasional dan hukum ketenagakerjaan nasional. Perlu dicatat bahwa konteks nasional tempat Better Work beroperasi sangat berbeda, dan hal ini membuat perbandingan antar negara terkadang sulit untuk ditafsirkan. Misalnya, sektor garmen di Yordania sangat bergantung pada tenaga kerja migran, yang menciptakan tantangan khusus terkait kerja paksa, kontrak dan sumber daya manusia, dan metode pembayaran, yang mempengaruhi sampai batas tertentu komparabilitas temuan ketidakpemenuhan. Selain itu, laporan ini menyajikan perubahan yang diamati dalam ketidakpemenuhan dari waktu ke waktu di negara-negara di mana Better Work telah melakukan lebih dari satu siklus penilaian (Haiti, Yordania, dan Vietnam), yang menarik kesimpulan tentang efektivitas model Better Work yang menggabungkan penilaian, layanan konsultasi dan pelatihan.
Laporan sintesis kepatuhan untuk setiap program negara, yang menyajikan analisis ketidakpemenuhan di tingkat agregat. Tujuan dari laporan-laporan ini adalah untuk memberikan informasi yang transparan kepada semua pemangku kepentingan program mengenai kondisi kerja di pabrik-pabrik yang berpartisipasi dalam program ini.