• COVID19, Beranda Global, Sorotan, Kisah Sukses

Pekerja Yordania berjuang melawan dampak COVID-19

25 Februari 2021

Yordania, Amman

Mahmoud Tahrawi kehilangan bisnisnya karena COVID-19, tetapi tidak dengan tekadnya.

Dia menggunakan keterampilan menggambarnya untuk memproduksi dan menjual karya seni, menulis tulisan, dan sekarang bekerja sebagai penjaga keamanan pabrik di Yordania, sambil berusaha mendapatkan gelar master online dalam ilmu politik dari sebuah universitas di Jerman.

"Sebelum dimulainya pandemi, saya memiliki dua toko kosmetik di Amman. Saya berusaha keras untuk menyelamatkan bisnis saya," kata Tahrawi, 35 tahun, yang bekerja di sebuah perusahaan manufaktur pakaian jadi dan merupakan anggota program Better Work Jordan.

Tahrawi, yang memiliki gelar sarjana ilmu politik dari Universitas Aleppo, Suriah, mendapatkan JOD 400 (sekitar USD 565, 465 euro) per bulan.

"Saya membuka toko pertama saya setelah kembali dari Suriah pada tahun 2011, dan berhasil menghasilkan pendapatan yang baik," tambahnya, di luar bilik keamanan, sambil memegang detektor logam.

"Segalanya membaik dan saya membuka toko kedua saya, memperkenalkan wewangian. Tetapi pandemi melumpuhkan segalanya dan menghancurkan bisnis saya. Saya tidak dapat membayar sewa tahunan sebesar JOD 25.000."

Tahrawi, yang merawat ibunya yang sudah tua setelah kematian ayahnya, melamar banyak pekerjaan dengan sia-sia.

"Saya akhirnya mendapatkan pekerjaan ini (satpam) pada Mei 2020" di pabrik di Kota Sahab, sebelah tenggara ibu kota Yordania, Amman.

"Saya telah mengunjungi 40 negara, dan belajar untuk beradaptasi dengan keadaan dan situasi yang berbeda," kata Tahrawi, yang masih lajang.

"Saya berusaha keras untuk menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk mengembangkan diri saya, meskipun ini berarti memulai dari nol."

Program Better Work Jordan 

Kehidupan yang lebih baik

Di awal usia 20-an, Tahrawi bekerja di sebuah perusahaan pialang lokal, setelah memperoleh ijazah perguruan tinggi tahun 2004 di bidang manajemen informasi administratif dari Sekolah Tinggi Arab yang berbasis di Amman.

"Setelah itu, saya pergi ke Inggris dan bekerja di perusahaan serupa. Pada saat itu, pendapatan bulanan saya lebih dari USD 5.000. Perusahaan ini terkena dampak krisis keuangan global pada tahun 2008, dan ditutup," kata Tahrawi.

"Saya pindah untuk bekerja di sebuah perusahaan desain furnitur, dengan menggunakan keterampilan menggambar saya. Saya tidak dapat mempertahankan pekerjaan saya karena krisis keuangan global."

Setelah bisnisnya di Amman bangkrut, Tahrawi menggunakan keahlian menggambarnya untuk mendapatkan penghasilan.

"Penghasilan saya tidak mencukupi, dan alat gambar tidak murah. Menyelesaikan satu gambar membutuhkan waktu hingga tiga bulan, dan harga terbaik yang saya dapatkan adalah JOD 100."

Meskipun Tahrawi merasa karya seninya kurang dihargai, namun hasratnya untuk menggambar tetap kuat.

Di dalam gerainya, Tahrawi menggunakan pensil arang dan kertas untuk menggambar saat istirahat.

"Orang-orang memberi saya gambar untuk digambar dan membayar sejumlah uang. Terkadang saya tidak menerima uang, tetapi saya melakukan yang terbaik untuk mengakomodasi semua permintaan gambar."

Dia bekerja 12 jam sehari, termasuk lembur, untuk meningkatkan penghasilannya.

"Salah satu tugas saya adalah registrasi pengunjung. Saya memastikan semua orang memakai masker sebelum memasuki pabrik."

Rencana pengembangan diri Tahrawi termasuk menulis dan menerbitkan tulisan-tulisan ilmu politik akademis.

"Biaya hidup melebihi pendapatan saya. Saya melakukan yang terbaik untuk mengembangkan diri saya dan mendapatkan kesempatan yang lebih baik untuk membangun kembali kehidupan saya."

Berlangganan Buletin kami

Ikuti perkembangan berita dan publikasi terbaru kami dengan berlangganan buletin reguler kami.